Dosen Pembimbing: Lydia
Setyawardhani, SE, MSi
Kelompok 10 (6 – SM3)
Disusun Oleh:
Yuni Indra (1210205466)
Indriani W (1210205467)
Caesar Andreas (1210205470)
Novandi Arif W (1210205471)
Tissa Rizky P (1210205472)
Pertemuan 12 (Sistem Informasi Manufaktur)
DEFINISI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
Kata Manufaktur berasal
dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata
manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun
1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku
menjadi produk. Proses ini meliputi Perancangan produk, Pemilihan material dan Tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Pada konteks yang lebih
modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui
bermacam-macam proses, mesin dan operasi, dan mengikuti perencanaan yang
terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Maka dapat
disimpulkan bahwa definisi manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan
produk, pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan,
perancangan proses, production control, pengiriman material, support service,
dan customer service.
Sedangkan Sistem
Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur
produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan
output. Sehingga secara garis besar sistem informasi manufaktur dapat
didefinisikan sebagai subsistem CBIS yang menyediakan informasi mengenai
perusahaan dengan menggunakan komputer sebagai alat proses produksinya yang
hasil outputnya digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem produk
perusahaan. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi
seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi
barang atau jasa.
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi :
a. Sistem perencanaan
manufaktur
b. Rencana produksi
c. Rencana tenaga kerja
d. Rencana kebutuhan
bahan baku
e. Sistem pengendalian manufaktur
Jika
dicermati, bidang ilmu manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang
saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin, teknik industri dan teknik
informatika. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan
perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, dari teknik industri
diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri
manufaktur dan teknik informatika menyediakan databasenya.
12.1 Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik
Komputer digunakan untuk sistem informasi manufaktur baik secara konseptual
maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik adalah :
a)
Computer Aided Design (CAD)
Program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu
produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun
simbol-simbol yang memiliki makna tertentu untuk membantu rancangan produk yang
dimanufaktur. CAD bisa berupa gambar 2 atau 3 dimensi.
b)
Computer Aided Manufacturing (CAM)
Penerapan komputer dalam proses produksi di mana mesin yang dikendalikan komputer
seperti bor,mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan.
c)
Robotik (Industrial Robots/IR)
Alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses
manufaktur yang memungkinkan perusahaan memotong biaya dan mencapai tingkat
kualitas yang tinggi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung
resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga
mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
Membuat manufaktur komputer terpadu Aplikasi computer dalam bidang
manufaktur secara relative mengalami pola pertumbuhan yang tidak terencana
sebagian besar sama dengan cara perkembangan otomatisasi kantor. Aplikasi
komputer telah berkembang pada beberapa sector sekaligus, dan manajer
manufaktur hanya memanfaatkan peluang tersebut. Masalahnya adalah bahwa
sekarang terdapat begitu banyak aplikasi komputer yang kita sulit untuk
mengurus semuanya. CIM (Computer-Integrated Manufacturing) atau maufaktur
komputer terpadu adalah filsafat manajemen yang menyatakan bahwa semua
teknologi produksi dan informasi harus bekerja secara bersama-sama.
CIM adalah suatu cara memandang bahwa sumberproduksi perusahaan adalah
sebagai sebuah system dan cara pendefinisian, pendanaan, pengelolaan, dan
pengkoordinasian semua proyek peningkatan, kaitannya dengan sejauh mana mereka
berpengaruh terhadap keseluruhan sistem tersebut. CIM adalah pandangan sistem
mengenai produksi, bukannya pandangan molekular yang hanya berhubungan dengan
bagiannya secara terpisah.
12.2
Komputer Sebagai Sistem Informasi
Manajemen manufaktur
membutuhkan informasi untuk menciptakan maupun untuk mengoperasikan sistem
produksi fisik. Yang termasuk dalam komputer sebagai sistem informasi antara
lain :
a.
Sistem Pemesanan Kembali
( Re-Order Point/ROP)
Setelah komputer pertama
diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas
mengendalikan persediaan. Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan reaktif
yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan
kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang
yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang
mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem
titik pemesanan kembali (re-order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara
lain :
o
Stock-out : kehabisan
persediaan
o
Lead time : waktu yang
dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
o
Safety stock :
persediaan aman
Rumus menghitung ROP:
R = titik pemesanan kembali
L = lead time pemasok
U = tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual setiap hari
)
S = tingkat safety stok ( dalam unit )
Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali,
dengan demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan
kegiatannya sambil menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau
penggunaan stok akan dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok
terjadi, perusahaan tidak dapat menjalankan proses produksinya yang
mengakibatkan perusahaan rugi. Dengan pengukuran yang teliti, maka bisa
dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi ekstra atau sering disebut safety
stock.
b.
Material Requirement
Planing (MRP)
MRP dikembangkan pada tahun
1960-an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP adalah suatu strategi
material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang
dibutuhkan.
MRP mempunyai 4 komponen
meliputi :
1. Sistem penjadwalan produksi (master production schedule system). Menghasilkan
master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu
produksi terpanjang.
2. Sistem MRP (material requirement planing) menguraikan tagihan material.
Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3. Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity requirement planning system).
Bekerja dengan sistem MRP untuk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik.
Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4. Sistem pelepasan pesanan (order release system).
menghasilkan laporan untuk lantai
kerja dan pembelian.
Manfaat MRP bagi perusahaan:
1)
Perusahaan dalam
mengelola materialnya secara lebih efisien
2)
Perusahaan dapat
menghindari kehabisan persediaan barang
3)
Perusahaan mengetahui
kebutuhan material di masa depan
4)
Pembeli dapat
merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
c.
Manufacturing Resource
Planning (MRP II)
MRP II mengintegrasikan
semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material.
MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy.
Manfaat MRP II :
·
Penggunaan sumber daya
yang lebih efisien; mengurangi inventori, lebih sedikit waktu, lebih sedikit
kemacetan.
·
Perencanaan prioritas
lebih baik; memulai produksi lebih cepat dan jadwal lebih fleksibel.
·
Meningkatkan pelayanan
pelanggan; sesuai tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga
lebih rendah/murah.
·
Meningkatkan moral dan
semangat pekerja
Informasi manajemen yang
lebih baik seperti halnya dengan MRP, tidak semua perusahaan yang telah
mengimplementasikan MRP II dapat mencapai harapan yang maksimal. Studi
menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan tergantung pada penampilan dalam tiga
area, yitu komitmen manajemen puncak, proses implementasi, dan pemilihan
software dan hardware.
d.
Pendekatan Just in Time
(JIT)
Pada pertengahan tahun
1980-an para manajer Amerika Serikat mempelajari manajemen Jepang dan teknik
organisasi untuk mendapatkan kunci keberhasilan penjualan mereka. Salah satu
teknik tersebut adalah just in time (JIT). JIT menjaga arus bahan ke pabrik
agar sampai yang terendah dengan cara menjadwalnya agar saat tiba di
workstation (stasiun kerja) ”just in time” (tepat waktu).
JIT berusaha untuk
meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih
kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem
JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai
produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi
kunci bagi sistem JIT. Pasokan bahan mentah datang dari pemasok sebelum
penjadwalan produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu
dibicarakan. Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena
mungkin pemasok melakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari.
Kebalikannya dengan MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan
membutuhkan penggunaan komputer, maka JIT menekankan pengaturan waktu dan
penggunaan tanda non komputer karena cukup menggunakan ”kanban” yang berarti
kartu.
Tujuan JIT adalah
meminimalkan biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
12.3
Model Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi
manufaktur termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM)
secara keseluruhan. Sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi
yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga
output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
-
Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan
data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna
untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
-
Sub Sistem Input
Sub sistem input terdiri dari:
a.
Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern
yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan
transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan
data kedalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin
dan keyboard.
Media tersebut sering
berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara optik. Media lain
meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu
plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah
dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui
database.
b.
Sub Sistem Industrial Engineering (IE)
Industrial Engineering
merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi
manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Industrial engineering terdiri
dari proyek-proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang
menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c.
Sub Sistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen
manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan
terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin. Adapun yang
termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah:
1)
Informasi pekerja,
manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan
para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka maupun
borongan.
2)
Sistem formal, manajemen
manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja
yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia kemudian
mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan dan menhubungakan kepada
pihak pelamar.
3)
Sistem informal, arus
informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat
informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.
Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
o
Pengumpulan (pendokumentasian)
data dari lingkungan
o
Pengujian data,
o
Pemeliharaan data, untuk
menjamin akurasi dan kemutakhiran data,
o
Keamanan data, untuk
menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data,
o
Pengambilan data, bisa
dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
-
Sub Sistem Output
Adalah informasi yang
dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan
unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
a. Sub sistem produksi Adalah
segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen yang
mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri
arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
b. Sub sistem persediaan Tingkat
persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar. Tingkat
persediaan suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari
pemasok setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan dari
separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya
holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.
Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan
diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
c. Sub sistem kualitas Adalah
semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan
supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal
lain yang bukan unsur mutlak
kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan
(Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun
material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas
produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen
keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua
pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
-
Kualitas ditentukan oleh
pelanggan dan manajemen yang digunakan
-
Kualitas dicapai oleh
manajemen
-
Kualitas adalah seluruh
tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan
Filosofi TQM menyadari
pengaruh penting dari pelanggan perusahaan. Karena dengan adanya hubungan yang
baik antara pelanggan dengan perusahaan otomatis juga akan membangkitkan
hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemasok barang. Sehingga proses
produksi dan distribusi semakin lancar. TQM menyediakan kerangka kerja bagi
semua aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan kualitas. Dalam kerangka ini
subsistem kualitas menyediakan bagian manajer informasi yang mengungkapkan
seberapa jauh produk perushaan mencapai sasaran kualitas.
d.
Sub sistem biaya
Komponen biaya termasuk
dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah
mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah
sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di
dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama
proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar
kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya
proses produksi yang akurat.
Sub sistem biaya dibagi
menjadi dua yaitu :
• Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan atau
biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang. Dan
biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
• Biaya Pembelian
Adalah yang mencakup
biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya
telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
12.4
Bagaimana Manajer
Menggunakan Sistem Informasi Manufaktur
Sistem
informsi manufaktur digunakan baik dalam operasi sistem produksi fisik.
Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan. Manajer diarea manufaktur
dan juga manajer diarea lain. Para eksekutif termasuk wakil presiden direktur
manufaktur menerima informasi dari semua subsistem out put. Super intendent
pabrik juga menggunakan ikhtisar output yang menjelsakan seluruh operasi.
Manajer
dalam pemsaran dan keungan juga menggunakan output itu pemasar tertarik pada
aspek produksi seperti biaya, kualitas dan penyediaan karena faktor-faktor
tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian
khusus pada subsistem persediaan karena diguanakan dalam menentukan investasi
persediaan dan pada subsistem persediaan karena digunakan dalam menentukan
investasi persediaan dan pada subsistem produksi karena digunakan untuk membuat
keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
Sistem Informasi manufaktur mulai digunakan dalam penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi
fisik. Informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer
bagian manufaktur, maupun manajer lainnya.
v
Eksekutif
perusahaan
Eksekutif
perusahaan menerima informasi dari subsistem output yang menjelaskan seluruh
operasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerja dalam
proses produksi dan hasil produksinya.
v
Manajer bagian
manufaktur
Manajer bagian
manufaktur menggunakan sistem informasi ini untuk keberlangsungan proses
produksi.
v
Manajer bagian
lain
Manajer bagian
lain seperti manajer pemasaran dan keuangan juga menggunakan output dari sistem
informasi mannufaktur ini. Pemasar merasa tertarik dengan aspek produksi
seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena faktor-faktor tersebut
mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian
khusus pada subsistem persediaan karena digunakan dalam menentukan investasi
persediaan, dan subsistem produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan
penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
Suatu hal penting
yang harus diingat adalah sistem informasi manufaktur menyediakan informasi
bagi para manajer di seluruh perusahaan.
Daftar Pustaka
Mc Leod, Raymond. Sistem
Informasi Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. PT Prenhallindo, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar