Dosen Pembimbing: Lydia
Setyawardhani, SE, MSi
Kelompok 10 (6 – SM3)
Disusun Oleh:
Yuni Indra (1210205466)
Indriani W (1210205467)
Caesar Andreas (1210205470)
Novandi Arif W (1210205471)
Tissa Rizky P (1210205472)
Pertemuan 7 (Pengembangan Bisnis/Strategi & Solusi Teknologi Informasi)
7.1 Dasar Perencanaan
Secara sederhana perencanaan dapat
dirumuskan sebagai penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil
yang diinginkan. Tetapi biasanya secara lebih detail perencanaan
dirumuskan sebagai penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan berikut: apa yang harus dicapai, bilamana hal
tersebut harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus
dicapai, siapa yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan, dan mengapa
sesuatu hal harus dicapai.
Di dalam bahasa Inggris perencanaan
(planning) dirumuskan sebagai tindakan yang harus dilakukan dalam menjawab 6
buah pertanyaan yang lazim dikenal sebagai 5W + 1 H, yaitu:
1. Tindakan
apa yang harus dikerjakan (WHAT)
2. Apakah
sebabnya tindakan itu dikerjakan (WHY)
3. Dimanakah
tindakan itu akan dilakukan (WHERE)
4. Bilamana
tindakan itu dikerjakan (WHEN)
5. Siapa
yang akan mengerjakan tindakan itu (WHO)
6. Bagaimana
pelaksanaannya (HOW)
Dari serentetan pertanyaan tersebut
di atas, dua masalah pokok adalah ‘What’ yang mempersoalkan tujuan yang hendak
dicapai dan ‘How’ yaitu bagaimana metode atau cara untuk mencpai tujuan
tersebut. Setelah kedua pertanyaan ini terjawab, maka barulah diteruskan dengan
tindakan-tindakan yang lain.
1. Pedoman
Perencanaan
Karena sebuah rencana dibuat untuk
kemudian dilaksanakan, maka penyusunannya harus mengingat beberapa patokan atau
pedoman utama, yakni:
1.1.
Kemampuan
1.2.
Kondisi dan Situasi
1.3.
Tanggung Jawab
1.4.
Kerjasama
2. Sifat
Perencanaan
Kecuali beberapa faktor yang harus
menjadi pertimbangan dalam membuat perencanaan, maka sebuah rencana yang baik
harus memiliki sifat-sifat:
Rasional, artinya rencana dibuat
berdasarkan pemikiran dan perhitungan yang masak, sesuai dengan kemampuan yang
ada.
Luwes, atau fleksibel, artinya
rencana dapat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan/perkembangan situasi dan
kondisi yang mungkin terjadi.
Di samping itu rencana harus
dibuat secara terus-menerus dan berkesinambungan sesuai dengan perubahan
dan perkembangan masa. Artinya pada setiap jangka waktu tertentu perlu
dievaluasi dan diperbaiki.
3.
Macam-macam Perencanaan
Suatu perencanaan dapat dilihat dari
4 sudut pandangan, yaitu:
3.1.
Tingkatan Manajemen
3.2. Jangka
waktu
3.3. Daerah
berlakunya
3.4. Materi
Perencanaan
7.2
Tantangan Implementasi
Pada bahasan ini, kita membahas mengenai tantangan implementasi bisnis terhadap
pengembangan sistem. Kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi,
tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan.
Tantangan
dalam implementasi pengembangan system informasi adalah orang-orang yang
terlibat dalam pengembangan system informasi yaitu departemen operasional
sebagai end-user dan IT sebagai pengembang dan tentu saja sebagai support dan
manajemen sebagai leader yang membuat definisi goal yang akan dicapai. Jika
system yang akan di-implementasikan adalah system informasi yang terintegrasi
maka tantangannya akan sangat besar karena meliputi keseluruhan organisasi yang
bisa saja melibatkan pihak eksternal.
Masalah yang dihadapi dalam implementasi tersebut
biasanya adalah sebagai berikut :
1. Pengguna tidak mengetahui kemampuan teknologi yang
dapat digunakan untuk membantu proses bisnis yang dikerjakannya setiap hari,
dan pada tahap analisa developer juga tidak mengetahui benar-benar proses
bisnis yang berlangsung atau juga karena standard dari developer yang kurang
dalam membuat program sehingga program yang dihasilkan adalah program yang baik
dari kacamata developer bukan dari kedua belah pihak. Karena ketidak tahuan pengguna
maka masalah ini bisa diabaikan dimana pengguna juga tidak keberatan dengan
program yang diberikan untuk digunakan.
2. Kedua belah pihak tidak memahami asumsi dan
ketergantungan yang ada dalam system dan bisnis proses, sehingga pada tahap
implementasi jika ada bagian dari proses bisnis yang belum di cover oleh system
dan kemudian dibuatkan fungsi baru yang ternyata menimbulkan masalah, dan
penyelesaian masalah menimbulkan masalah baru seperti melakukan tambal sulam
yang berakibat pada benang kusut akan membuat suatu aplikasi yang tidak dapat
di andalkan. Dan aplikasi hanya dibuat sebagai program untuk melakukan entry
data.
3. Dalam implementasi system terintegrasi, dimana
pengguna tidak dapat menjadikan implementasi sebagai prioritas pertama, dimana
pengguna yang sudah disibukkan dengan kegiatan operasional akan berpura-pura
menyetujui, menjalankan dan mengikutinya tetapi pada kenyataannya semuanya
tidak berjalan sesuai dengan harapan. Akan membutuhkan CETL yang lama jika
dijadikan sebagai resource untuk aplikasi BI.
Operasional
adalah departemen yang secara langsung memberikan kontribusi nilai terhadap
suatu organisasi; mencetak penjualan, memberikan pelayanan kepada pelanggan dan
lain sebagainya, sedangkan IT adalah departemen support untuk operasional.
Walaupun ada beberapa ahli yang mengatakan implementasi ERP lebih sulit
dibandingkan membangun pabrik baru atau memasarkan produk baru, saya tidak bisa
membayangkan jika operasional bekerja tanpa dibantu dengan system, dan jika IT
memaksakan implementasi tanpa mempertimbangkan asumsi dan ketergantungan dalam
proses bisnis maka bukannya menambah nilai tetapi hanya menjadi beban bagi
operasional dan berimbas mengurangi nilai organisasi.
Jika kedua
belah pihak tidak terjalin kerjasama yang baik maka akan menciptakan kondisi
deadlock, dimana user tidak dapat menjelaskan kebutuhannya, dan UAT tidak ada
atau terkesan dipaksakan sehingga data pada aplikasi tidak sesuai dan tidak
bisa diandalkan. Dengan demikian kepemimpinan manajemen sangat diperlukan untuk
menghadapi tantangan ini. Dan perlu diketahui bersama, teknologi hanya bersifat
membantu bukan menggantikan karena seperti anda ketahui ‘there is no brain and
heart inside’ sehingga pengembangan system informasi bersifat kontinyu, dan
mungkin akan ada asumsi dan ketergantungan yang tidak dapat diterjemahkan
kedalam system dan ini semua tentang people power untuk kehidupan yang lebih
baik.
Bisnis
apapun apabila ingin bertahan dan berhasil dalam jangka panjang maka perusahaan
tersebut harus berhasil mengembangkan strategi yang telah direncanakan yang
didukung dengan sistem informasi dan teknologi informasi dalam menghadapi lima
tekanan kompetitif yang membentuk struktur persaingan dalam pasar (industri).
Dalam model klasik Michael Porter tentang bisnis apapun yang ingin bertahan
hidup dan berhasil harus mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai
strategi untuk secara efektif mengatasi tekanan yang ada. Tekanan tersebut
diantaranya adalah :
1. Persaingan dari para pesaing dalam industrinya.
2. Ancaman
pemain baru dalam industri dan pasarnya.
3. Ancaman yang
dihadapi karena adanya produk pengganti yang dapat mengambil pangsa pasar.
4. Daya tawar
pelanggan.
5. Daya tawar
pemasok.
7.3 Pengembangan Sistem Bisnis
Sistem
Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dengan aktivitas
orang/user, yang menggunakan teknologi itu, untuk mendukung operasi dan
manajemen. Jadi, bisa dipastikan bahwa semua perusahaan membutuhkannya. Nah,
ketika kita membicarakan perusahaan, maka kita akan berbicara juga mengenai
profit. Dan manakala kita membicarakan profit, otomatis kita pasti akan juga
membicarakan manajemen. Karena dengan manajemen yang baik, pastinya akan
menghasilkan profit yang baik juga. Itulah peluang yang sangat besar jika kita
mulai melihat Pengembangan Sistem Informasi sebagai proyek bisnis kita kelak.
Pengembangan
teknologi informasi penting dalam menunjang sistem bisnis, oleh karena itu
dalam mengembangkan bisnis diperlukan juga adanya perkembangan sistem
informasi. Dalam pengembangan sistem tentunya akan
membahas sub babnya berupa pendekatan sistem, siklus hidup pengembangan sistem,
prototyping, dll. Sub bab tersebut telah di paparkan pada entri sebelumnya pada
blog ini.
7.4 Implementasi Sistem Bisnis
Implementasi
Sistem Informasi Untuk Mendukung Kegiatan Perusahaan -Saat ini manusia dalam
kesehariannya sebagai pengguna informasi sangat bergantung pada berbagai sistem
informasi, mulai dari sistem informasi manual yang sederhana dengan menggunakan
saluran informal, hingga sistem informasi berbasis komputer yang rumit dan
menggunakan saluran telekomunikasi canggih. Di dalam suatu perusahaan, apapun
jenis dan bentuknya, sistem informasi bahkan telah memainkan peran penting
dalam mendukung kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan hingga
mendukung perusahaan mencapai keunggulan kompetitif yang strategis.
Sistem
informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware,
software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,
dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O’Brien, 2005).
Menurut O’Brien (2005), terdapat 3 peran utama sistem
informasi dalam bisnis yaitu:
· Mendukung
proses bisnis dan operasional
· Mendukung
pengambilan keputusan
· Mendukung
strategi untuk keunggulan kompetitif
Menurut
O’Brien (2005), secara konsep aplikasi sistem informasi yang diimplementasikan
dalam dunia bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara.
Contohnya, beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai
sistem informasi operasi atau manajemen. O’Brien (2005) mengklasifikasikan
sistem informasi ke dalam dua kelompok besar, yaitu :
a) Sistem Pendukung
Operasi (Operations Support System)
Sistem pendukung operasi ini dibagi menjadi empat
bagian, yaitu:
1) Sistem Pengolahan Khusus atau Specialized Processing System.
2) Sistem Pemrosesan
Transaksi (Transaction Processing Systems)
3) Sistem Pengendalian
Proses (Process Control Systems)
4) Sistem Kerjasama Perusahaan
(Enterprise Collaboration Systems)
b) Sistem Pendukung
Manajemen (Management Support System)
Sistem Pendukung Manajemen dibagi empat bagian yaitu:
1) Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems)
2) Sistem Pendukung
Keputusan (Decision Support Systems)
3) Sistem Informasi
Eksekutif (Executive Information Systems)
4) Sistem Pengolahan
Khusus atau Specialized Processing Systems
Menurut
O’Brien (2005), selain jenis sistem informasi di atas, terdapat beberapa jenis
sistem informasi lainnya, yaitu sebagai berikut:
1) Sistem
Pakar
2) Sistem
Manajemen Pengetahuan
3) Sistem
Informasi Strategis
4) Sistem
Bisnis Fungsional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar