Dosen Pembimbing: Lydia
Setyawardhani, SE, MSi
Kelompok 10 (6 – SM3)
Disusun Oleh:
Yuni Indra (1210205466)
Indriani W (1210205467)
Caesar Andreas (1210205470)
Novandi Arif W (1210205471)
Tissa Rizky P (1210205472)
Pertemuan 5 (Sistem Manajemen Basis Data)
5.1
Organisasi Data
Komputer pada awalnya digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah yang membutuhkan kalkulasi angka yang rumit dan membosankan.
Dewasa ini, perusahaan membutuhkan computer untuk memecahkan masalah yang sama
dengan input yang berbeda, secara berulang-kali. Perusahaan menyimpann data
dalam jumlah besar di system informasi berbasis komputernya sehingga data
tersebut tidak akan berguna dalam pengambilan keputusan bisnis tanpa adanya
satu cara pengorganisasian yang efektif dan efisien. Agar dapat menggunakan
data dan terhindar dari kekacauan, konsep “data” telah dipecah dan dikurangi
menjadi konsep-konsep yang lebih kecil. Konsep-konsep data yang lebih akan
menyediakan balok-balok pembangunan yang dapat dikombinasikan, untuk
menghasilkan kembali data awal dalam suatu bentuk yang terorganisassi dan dapat
diakses.
a.
Hierarki Data
Data bisnis secara tradisional telah diorganisasikan ke
dalam suatu hierarki field-field data yang bergabung untuk membentuk record,
dan record yang bergabung untuk membentuk file. Field data adalah
unit data yang terkecil; mencerminkan jumlah data terkecil yang akan ditarik
dari computer pada satu waktu, contoh: kode mata kuliah. Record adalah
suatu koleksi field-field data yang saling berhubungan, seperti kode
mata kuliah yang akan memiliki hubungan dengan nama mata kuliah. File adalah
koleksi record yang salinng berhubungan, seperti satu file dari seluruh record
yang berisi field kode-kode mata kuliah dan namanya.
File dapat
diwakili oleh table-tabel. Record adalah baris-baris di dalam table.
Nilai di dalam baris mencerminkan nilai-nilai field data. Hierarki
sederhana field yang membentuk record yang bergabung menjadi satu
file menciptakan organisasi mendasar dan seluruh data yang dipergunakan
dalam pengambilan keputusan dengan bantuan computer.
Basis data adalah sekumpulan file . Definisi umum
dari basis data adalah bahwa basis data merupakan kumpulan dari seluruh data
berbasis computer sebuah perusahaan. Defenisi basis data yang lebih sempit
adalah bahwa basis data merupakan kumpulan data yang berada di bawah kendali
peranti lunak sisitem manajemen basis data.
b.
Spreadsheet sebagai Basis Data Sederhana
Tabel yang berisi baris dan kolom dapat disajikan dalam
suatu spreadsheet. Kolom-kolom dalam spreadsheet mencerminkan field-field
data sedangkan judul kolom berisi nama-nama field data. Baris-baris
dalam table berisi nilai-nilai field. Konsep table, merupakan konsep
yang penting, karena struktur basis data yang paling populer bagi organisasi
bisnis, struktur basis data relasional (relationa database structure),
secara konseptual serupa dengan sekumpulan table-tabel yang saling berhubungan.
c.
Flat Files
File datar (flat file) adalah
suatu table yang tidak memiliki kolom-kolom yang berulang. Alasan dari sebuah
table harus menjadi flat file adalah karena computer membaca field-field
data dari suatu record secara berurutan. Ketika urut-urutan ini
bukan merupakan suatu urutan yang konstan, computer tidak akan dapat membaca record
dengan benar. Alasan kedua untuk flat file adalah bahwa ia
memungkinkan struktur basis data relasional untuk dinormalisassi. Normalisasi (normalization)
adalah suatu proses formal untuk menghapus field-field data yang
berulang (redundant) sambil tetap menjaga kemampuan basis data untuk
menambah, mengubah, dan menghapus tanpa menyebabkan kesalahan.
d.
Field-field kunci
Kunci (key) di dalam suatu table adalah satu field
(atau kombinasi field) yang berisi satu nilai yang secara unik
mengidentifikasi masing-massing record di dalam table. Satu field dalam
banyak kasus dapat menjadi kunnci bagi suatu table. Beberapa table mungkin
memiliki dua field yang merupakan kanndidat untuk menjadi kunci.
Kandidat kunci (key candidate) adalah sebuah field yang secara
unik mengidentifikasi masing-masing baris table namun tidak dipilih untuk
menjadi kunci. Nilai-nilai field yang lebih panjang akan dihindari,
karena nilai field yang panjang akan memiliki risiko salah ketik dalam
menulis nilai field kunci yang lebih tinggi.
e.
Tabel-tabel yang Berhubungan
5.2
Struktur Basis Data (database)
Struktur basis data adalah cara data
diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih efisien. Struktur ini kemudian
diimplementasikan melalui suatu system manajemen basis data. Sistem manajemen
basis data (DBMS) adlah suatu aplikasi peranti lunak yang menyimpan struktur
basis data, data itu sendiri, hubungan di antara data di dalam basis data, dan
nama-nama formulir,jenis-jenis data, angka di belakang decimal, jumlah
karakter, nilai-nilai default, dan seluruh uraian field lainnya.
Oleh karena itu, system manajemen basis data disebut sekumpulan data terhubung
yang dapat menjelaskan dirinya sendiri (self-describing set of related data).
a.
Struktur Basis Data Hierarkis
Sistem manajemen basis data yang pertama, IDS (Integrated
Data Store), dikembangkan oleh GE pada tahun 1964. Basis data ini
dipengaruhi oleh hasil kerja standardisasi oleh Komite Bahasa Sistem Data (Committee
on Data Systems Language-CODASYL). CODASYL membentuk suatu Gugus Tugas
Basis Data (Data Base Task Group) dan memberinya tanggung jawab untuk
mengembangkan standar-standar basis data. Sistem manajemen basis data IDS
mengikuti suatu struktur basis data hierarkis. Struktur hierarkis ini dibentuk
oleh kelompok-kelompok data, subkelompok, dan beberapa subkelompok lagi.
Struktur hierarkis untuk basis data pada awalnya populer
karena ia bekerja dengan baik pada system pemrosesan transaksi yang melakukan
tugas-tugas seperti pengendalian persediaan, entri pesanan, piutang, dan utang
dagang. Alasan lain di balik kepopulerannya adalah karena struktur hierarkis
memanfaatkan sumber daya computer secara efisien, khususnya ketika sebagian
besar record di dalam basis data akan digunakan di dalam suatu aplikasi.
Namun, ketika para manajer hanya menginginkkan sedikit reord terpilih
saja dari sejumlah besar record di dalam basis data, struktur hierarkis
menjadi tidak efisien. Hal ini karena setiap record basis data hierarkis
memiliki satu field yang menunjuk padda alamat penyimpanan dari record
logis berikutnya di dalam basis data.
b.
Struktur Basis Data Jaringan
Struktur basis data jaringan dikembangkan untuk memungkinkan
penarikan record- record tertentu. Hal ini memungkinkan satu record
tertentu menunjuk pada semua record lainnya di dalam basis data.
Gugus Tugas Basis Data yang merupakan subkomite dari CODASYL mengeluarkan
spesifikasinya untuk struktur basis data jaringan pada tahun 1971. Struktur
jaringan memecahkan masalah permasalahan keharusan untuk menarik balik hingga
kembali ke “cabang” yang menyatukan basis data. Akan tetapi, rentang kemungkina
koneksi yang begitu lebar merupakan kelemahan dari penerapan struktur jaringan
pada masalah-masalah praktis.
c.
Struktur Basis Data Relasional
Organisasi bisnis tidak pernah secara luas menerapkan system
manjemen basis data yang dibangun berdasarkan struktur jaringan. Namun,
organisasi masih membutuhkan cara untuk mengatasi masalah-masalah manajerial
dalam penggunaan basis data. Terobosan muncul dari riset dasar mempergunakan
aljabar relasional yang dilakukan secara independen oleh C. J. Date dan E. F.
Codd. Pekerjaan mereka erat kaitannya dengan struktur basis data relasional
yang merupakan struktur yang saat ini paling umum dipergunakan oleh
organisasi-organisasi bisnis. Struktur basis data seperti ini terlihat seperti
sekumpulan tabel-tabel yang mirip seperti tabel-tabel spreadsheet.
Jika struktur hierarkis dan jaringan mengandalkan diri pada relasi
fisik (physical relationship) di dalam bentuk alamat-alamat penyimpanan,
maka relasi dalam struktur basis data relasional adalah implicit. Relasi
implicit (implicit relationship) dapat secara tidak langsung berasal
dari data. Konsep dari suatu struktur basis data yang terdiri atas tabel-tabel
di mana relasi terbentuk secara implicit dengan mencocokkan nilai-nilai dalam field
data yang sama, akan mudah untuk dipergunakan dan dipahami.
Contoh
Basis Data Relasional
Basis data akan memecah informasi ke dalam beberapa tabel
karena jika informasidisimpan hanya pada satu tabel, maka akan terdapat banyak
nilai field data yang terduplikasi; sehingga menyebabkan data menjadi
berulang. Basis data akan mengurangi pengulangan data dalam tabel-tabel. Basis
data akan meningkatkan konsistensi data akurasi data.
a.
Basis Data Jadwal
Contohnya yang dipergunakan di sini diimplementasikan pada
peranti lunak system manajemen basis data Microsoft Access, namun implementasi
ini akan serupa pada setiap produk berbasis data relasional lainnya. IBM,
Oracle, Microsoft, dan banyak perusahaan lain menyediakan peranti lunak system
manajemen basis data relasional.
b.
Konsep Basis Data
Suatu system manajemen basis data dapat menampilkan data
dalam suatu urut-urutan yang logis dan secara intuisif tepat, meskipun
masing-masing record dari basis data tersebut dapat tersebar di
banyak file dan terletak di seluruh penjuru ruang penyimpanan computer.
Integrasi logis record-record yang melintasi berbagai lokasi fisik ini
disebut konsep basis data (database concept). Dua sasaran utama dari
konsep basis data adalah untuk meminimalkan pengulangan data dan untuk
memperoleh independensi data. Independensi data (data independency)
adalah kemampuan untuk melakukan perubahan pada struktur data tanpa melakukan
perubahan pada program-program aplikasi yang memproses data. Kamus data (data
dictionary) mencakup definisi-definisi dari data yang disimpan di dalam
basis data dan dikendalikan oleh system manajemen basis data. Struktur basis
data yang dimuat dalam kamus data adalah kumpulan dari seluruh definisi field,
definisi tabel, relasi tabel, dan hal-hal lainnya. Nama field data,
jenis data, nilai-nilai yang valid untuk data, dan karakteristik-karakteristik
lainnya akan disimpan dalam kamus data.
Membuat
Basis Data
Proses pembuatan sebuah basis data akan melibatkan tiga
langkah utama, yaitu: menentukan data, menguraikan data tersebut, memasukkan
data ke dalam basis data.
a.
Menentukan Kebutuhan Data
Menentukan data yang perlu dikumpulkan dan disimpan adalah
langkah penting dalam mencapai suatu system informasi berbasis computer. Ada
dua pendekatan dasar untuk menentukan kebutuhan data, diantaranya:
1. Pendekatan yang
berorientasi pada proses
Untuk menentukan kebutuhan datanya,
maka perusahaan akan menjalankan urut-urutan langkah: 1) mendefinisikan
masalah, 2) mengidentifikasi keputusan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah
yang telah teridentifikasi, 3) menjabarkan informasi yang dibutuhkan untuk
setiap keputusan,4) menentukan pemrosesan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
informasi, 5) menetukan spesifikasi data yang diminta oleh pemrosesan.
Pendekatan process-oriented ini juga disebut pendekatan yang
berorientasi pada masalah (problem-oriented approach) karena dimulai
dengan suatu masalah dan pemodelan yang berorientasi pada proses (process-oriented
modeling). Kekuatan dari pendekatan process-oriented adalah bahwa
pendekatan ini dapat mengatasi masalah dengan baik.
2. Pendekatan pemodelan
perusahaan
Kekuatan pendekatan pemodelan
perusahaan adalah bahwa pendekatan ini mengambil keuntungan dari sudut pandang
sumber daya data perusahaan yang luas. Meskipun pendekatan process-oriented memungkinkan
kebutuhan data dari masing-masing system dapat didefinisikan dengan satu cara
yang logis, kelemahannya adalah kesulitan dalam mengaitkan data dari satu
masalah bisnis ke data dari masalah bisnis lainnya. Kelemahan ini dapat diatasi
dengan menentukan seluruh kebutuhan data perusahaan dan kemudian menyimpan data
tersebut dalam basis data. Ini merupakan logika yang mendasari pendekatan
pemodelan perusahaan (enterprise modeling approach). Jika perusahaan
melakukan pemodelan data perusahaan, deskripsi dari seluruh data perusahaan
disebut sebagai model data perusahaan (enterprise data model).
b.
Teknik-teknik Pemodelan Data
Pemodelan kebutuhan data perusahaan didukung oleh
teknik-teknik yang menguraikan data. Ada dua teknik pemodelan data,
diantaranya: diagram relasi entitas dan diagram kelas.
c.
Diagram Relasi Entitas (entity relationship diagram-ERD)
Berhubungan dengan data di dalam entitas dan hubungan
antarentitas. Kumpulan konseptual field-field data yang saling
berhubungan disebut entitas. ERD digunakan untuk menguraikan hubungan antara
kumpulan-kumpulan data konseptual sehingga record-record-nya saling
terhubung akan dapat digabungkan bersama. ERD juga mengungkapkan
entitas-entitas mana yang sebaiknya secara konseptual dihubungkan dengan entitas
yang lain. Relasi ERD akan menunjukkan jika satu record dalam satu
entitas akan berhubungan dengan satu atau lebih record di entitas yang
lain. ERD adalah satu sarana komunikasi dan dokumentasi yang bermanfaat di
antara professional system informasi dan para pengguna. Ketika
pemikiran-pemikiran dapat terdokumentasikan dan terkomunikasikan dengan jelas,
spesialis system informasi akan memiliki kelengkapan yang lebih baik dalam
mengembangkan suatu struktur system manajemen basis data guna mendukung pengambilan
keputusan.
d.
Diagram Kelas
Suatu diagram relasi entitas hanya merupakan penyajian
grafis dari data dan relasi, bukannya tindakan-tindakan yang dilakukan atas
data. Terdapat satu teknik di mana data yang digunakan dalam aplikasi dan
tindakan-tindakan yang terkait dengan data dapat disajikan secara grafis.
Teknik ini disebut diagram kelas (class diagram), dan merupakan salah
satu dari beberapa model rancangan yang berorientasi pada objek. Diagram kelas
terdiri atas kelas-kelas yang memiliki nama, field-field di dalam kelas,
dan tindakan-tindakan yang dilakukan atas kelas. Diagram kelas digunakan untuk
menguraikan hubungan data maupun tindakan-tindakan yang mengoperasikan data di
dalam relasi. Diagram kelas merupakan penyajian data konseptual di tingkat
atas, namun penambahan tindakan-tindakan yang akan diambil atas data dapat
membantu memperjelas rancangan spesifik tabel-tabel di dalam basis data.
5.3
Menggunakan Basis Datan (database)
Formulir, laporan, dan query adalah metode-metode
umum yang dipergunakan untuk mengakses basis data yang disimpan dalam suatu
system manajemen basis data.
a.
Laporan dan Formulir
Mayoritas interaksi pengguna dengan basis data adalah
melalui laporan dan formulir. Perbedaan terbesar antara formulir dan laporan
adalah dalam formatnya. Formulir secara tipikal menampilkan satu record saja
dalam satu waktu dan tidak memberikan ikhtisar data serta biasanya tidak
melakukan agregasi data dari banyak tabel basis data. Selain itu, formulir
dapat digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi record-record basis
data.
1. Navigasi; formulir
memungkinkan dilakukannya pembuatan record baru maupun modifikasi record-record
yang sudah ada.
2. Akurasi; formulir akan
menjalankan definisi field data yang telah ditentukan ketika basis data
dibuat
3. Konsistensi; konsistensi
adalah hal yang sangat penting ketika nilai-nilai field dalam satu tabel
dipergunakan untuk menggabungkan record-nya ke tabel yang lain.
4. Penyaringan; setiap field
dalam formulir dapat digunakan sebagai saringan (filter)
5. Subformulir; entri-entri ke
dalam subformulir secara otomatis akan dihubungkan dengan record formulir.
Subformulir membantu menjaga keakuratan dan konsistensi yang dibutuhkan dari
data.
Laporan
adalah data teragregasi dari basis data yang diformat dengan cara yang akan
membantu pengambilan keputusan. Satu asumsi yang dibuat oleh penghasil laporan
yaitu jika tidak terdapat detail pada record pada tingkat terendah, maka
record tingkat yang lebih tinggi untuk detail tersebut hendaknya tidak
perlu ditampilkan.
b.
Query
Query adalah
suatu permintaan kepada basis data untuk menampilkan record-record yang
dipilih. Query pada umumnya memilih field data dalam jumlah
terbatas dan kemudian membatasi record-record yang ditampilkan
berdasarkan satu kumpulan criteria tertentu. Formulir dan laporan dapat
menampilkan sejumlah hasil yang mengaburkan hal-hal yang sebenarnya ingin
ditemukan oleh manajemen. Manajer dapat memanfaatkan QBE (Query by Example)
untuk dapat dengan cepat menemukan data tertentu untuk memecahkan masalah.
c.
Bahasa Query Terstruktur
Bahasa Query Terstruktur dan Structured Query
Language (SQL) adalah kode yang digunakan oleh system manajemen basis data
relasional untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan basis data-nya. SQL telah
menjadi topic yang penting karena dua alasan. Pertama, seiring dengan lebih
banyak basis data yang dapat diakses melalui web, manajer dan para professional
lainnya perlu untuk mengetahui bahwaa SQL adalah metode pilihan untuk
berinteraksi dengan basis data-basis data berbasis web. Kedua, para manajer
perlu untuk mengetahui bahwa menulis SQL bukanlah hal yang sulit bagi sebagian
besar kebutuhan data mereka.
d.
Pemrosesan Basis Data Lanjutan
Pemrosesann analitis on-line atau on-line
analytical processing (OLAP) telah menjadi hal yang semakin umum dalam
peranti lunak system manajemen basis data. OLAP digunakan untuk memungkinkan
dilakukannya analisis data yang mirip dengan statistic cross-tabulation.
Data mining, data marts, dan data warehousing mengacu pada kelompok konsep yang
melihat data perusahaan sebagai sebuah peti harga yang harus dibuka, diperiksa,
dan dikuasai. Ketiganya memusatkan perhatian pada metodologi-metodologi yang
menawarkan akses yang cepat kepada para pengguna untuk mengagregasikan
data-data tertentu untuk kebutuhan pengambilan keputusan mereka. Knowledge
discovery (penemuan pengetahuan) adalah konsep menarik lainnya. Knowledge
discovery menganalisis penggunaan data dan kesamaan data di antara
tabel-tabel yang berbeda.
Personel Basis Data
Terdapat beberapa personel penting yang berkaitan dengan
basis data
a.
Administrator Basis Data
Spesialis informasi yang ahli dalam mengembangkan,
menyediakan, dan mengamankan basis data adalah administrator basis data (database
administrator-DBA). Administrator basis data memiliki tanggung jawab teknis
maupun manajerial atas sumber daya basis data. Administrator basis data
mengawasi seluruh aktivitas basis data. Mereka harus memiliki keahlian
manajerial maupun keahlian teknis yang tinggi. Selain itu, administrator basis
data harus memahami operasi bisnis perusahaan, karena keputusan-keputusan dalam
bidang operasional sebagian besar akan didorong oleh isi basis data.
Tugas-tugas DBA dapat dibagi menjadi emapt, yaitu:
1. Perencanaan basis data
mencakup bekerja dengan manajer-manajer area bisnis dalam mendefinisikan
kebutuhan data perusahaan.Selain itu, DBA memainkan peran penting dalam memilih
peranti keras dan peranti lunak system manajemen basis data.
2. Implementasi basis data
terdiri atas pembuatan basis data untuk mengikuti spesifikasi dari system
manajemen basis data yang dipilih, maupun menyiapkan dan melaksanakan kebijakan
dan prosedur bagi pengguna basis data.
3. Operasi basis data meliputi
penawaran program-program pendidikan bagi para pengguna basis data dan
memberikan bantuan jika dibutuhkan.
4. Keamanan basis data
meliputi pengawasan aktivitas basis data dengan menggunakan angka statistic
yang diberikan oleh system manajemen basis data. Selain itu, system manajemen
basis data memastikan basis data tetap aman.
b.
Programmer Basis Data
Programmer basis data menunjukkan spesialisasi dan seleksi
tingkat tinggi. Salah satu alasannya adalah basis data merupakan pusat
penyimpanan fakta bagi perusahaan. Jika terjadi kesalahan pemrogaman di dalam
basis data, maka konsekuensinya akan dapat dirasakan oleh pengguna dalam jumlah
yang sangat besar. Programer basis data diminta untuk membuat kode computer
pemrosesan data yang efisien.
c.
Pengguna Akhir
Pengguna akhir tidak dapat diabaikan sebagai personel
penting yang berinteraksi dengan basis data. Mereka membuat laporan dan
formulir, memberikan query kepada basis data, dan menggunakan jawaban
dari pertanyaan basis data mereka untuk pengambilan keputusan yang akan
memengaruhi perusahaan dan unsur pokok lingkungannya.
5.4
Menempatkan Sistem Manajemen Basis Data (Management database system) dalam
Perspektif
Sistem manajemen basis data memungkinkan kita membuat sebuah
basis data, memelihara isinya, dan menyebarkan data kepada khalayak pengguna
yang luas tanpa harus mempergunakan pemrograman computer yang berbiaya mahal.
a. Keuntungan DBMS
1. Mengurangi pengulangan
data. Jumlah data akan dikurangi, dibandingkan dengan ketika file-file computer
disimpan secara terpisah untuk setiap aplikasi computer. Data yang sama di
antara file-file, dalam suatu system manajemen basis data relasional, digunakan
untuk membentuk relasi implicit di antara data.
2. Mencapai independensi data.
Spesifikasi data disimpan dalam basis data itu sendiri daripada di setiap
program aplikasi
3. Mengambil data dan
informasi dengan cepat. Relasi logis dan bahasa query terstruktur
memungkinkan pengguna menarik data dalam hitungan detik atau menit dibandingkan
dengan berjam-jam atau berhari-hari jika mengambil data dengan menggunakan
bahasa pemrograman tradisional seperti COBOL atau Java.
4. Keamanan yang lebih baik.
DBMS mainframe maupun computer mikro dapat memiliki tingkat pengamanan
keamanan yang berlapis seperti kata sandi, direktori pengguna, dan
enkripsi
b.
Kerugian DBMS
1. Membeli peranti lunak yang
mahal. DBMS mainframe mahal harganya.
2. Mendapatkan konfigurasi
peranti keras yang besar. Kemudahan dengan nama DBMS dapat menarik informasi
mendorong lebih banyak pengguna memanfaatkan basis data. Meningkatnya jumlah
pengguna yang didorong oleh kemudahan penggunaan dapat menyebabkan pada
meningkatnya jumlah sumber daya computer untuk mengakses basis data.
3. Memperkejakan dan
memelihara staf DBA. DBMS menuntut pengetahuan khusus agar dapat memanfaatkan
secara penuh kemampuannya. Pengetahuan khusus ini paling baik diberikan oleh
administrator basis data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar